Al-Bahjah News, Cirebon - Lembaga Pengembangan Dakwah (LPD) Al-Bahjah Cirebon Jawa Barat berdukacita, Kamis (7/10/2017) lalu. Ahmad, salah satu pejuang rasulullah menghembuskan nafas terakhirnya, pukul 16.30 WIB.
Sosok pejuang yang lebih akrab disapa ‘Babeh’ ini sebelumnya mengalami komplikasi dan menderita diabetes. Sebelum berpulang, Ahmad sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arjawinangun, Kota Cirebon, Jawa Barat.
Selama dirawat tiga hari dan dinyatakan sehat, Babeh diizinkan kembali ke LPD Al-Bahjah Cirebon untuk beraktifitas. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, dia sempat tidak sadarkan diri.
Saat siuman, salah satu petugas Pos Kesehatan Pasantren (Poskestren) sempat memberikan perawatan intensif mulai tensi hingga tindakan terakhir dengan menggunakan alat kejut jantung atau tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP). Namun kehendak takdir lain, Babeh pun akhirnya meninggal.
Setelah dimandikan dan dikafankan, pukul 20.00 WIB dilangsungkan salat jenazah yang dipimpin langsung Buya Yahya, Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah (LPD) Al-Bahjah Cirebon.
Seluruh santri dan pejuang yang khidmah dan mukim di LPD Al-Bahjah menjadi makmumnya. Usai disalatkan dan dibacakan surat Yaasiin, tepat pukul 21.00 WIB jenazah dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Sendang yang tidak jauh dari lokasi pesantren.
Windi Wahyu Pangestu, salah seorang pejuang yang mengenal almarhum mengatakan bahwa dia merupakan pejuang yang sudah lama ber-khidmah di pondok. Hanya saja, kata Wahyu, yang bersangkutan memang memiliki riwayat sakit. Meski demikian, lanjut Wahyu, almarhum memang tidak pernah mengeluhkan sakitnya.
Masih menurut Wahyu, rutinitas dan aktifitas di ponpes menjadi obat penawar rasa sakit yang dideritanya selama ini.
“Semoga husnul khatimah, Insya Alloh jadi ahli surga karena beliau pejuangnya Rasulullah dan berkhidmah untuk tholabul ilmi,” ujar Windi Wahyu Pangestu, Koordinator Santri Pejuang Putri kepada Al-Bahjah News, di lokasi usai pelaksanaan salat jenazah. (Unnie)
Sosok pejuang yang lebih akrab disapa ‘Babeh’ ini sebelumnya mengalami komplikasi dan menderita diabetes. Sebelum berpulang, Ahmad sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arjawinangun, Kota Cirebon, Jawa Barat.
Selama dirawat tiga hari dan dinyatakan sehat, Babeh diizinkan kembali ke LPD Al-Bahjah Cirebon untuk beraktifitas. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, dia sempat tidak sadarkan diri.
Saat siuman, salah satu petugas Pos Kesehatan Pasantren (Poskestren) sempat memberikan perawatan intensif mulai tensi hingga tindakan terakhir dengan menggunakan alat kejut jantung atau tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP). Namun kehendak takdir lain, Babeh pun akhirnya meninggal.
Setelah dimandikan dan dikafankan, pukul 20.00 WIB dilangsungkan salat jenazah yang dipimpin langsung Buya Yahya, Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah (LPD) Al-Bahjah Cirebon.
Seluruh santri dan pejuang yang khidmah dan mukim di LPD Al-Bahjah menjadi makmumnya. Usai disalatkan dan dibacakan surat Yaasiin, tepat pukul 21.00 WIB jenazah dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Sendang yang tidak jauh dari lokasi pesantren.
Windi Wahyu Pangestu, salah seorang pejuang yang mengenal almarhum mengatakan bahwa dia merupakan pejuang yang sudah lama ber-khidmah di pondok. Hanya saja, kata Wahyu, yang bersangkutan memang memiliki riwayat sakit. Meski demikian, lanjut Wahyu, almarhum memang tidak pernah mengeluhkan sakitnya.
Masih menurut Wahyu, rutinitas dan aktifitas di ponpes menjadi obat penawar rasa sakit yang dideritanya selama ini.
“Semoga husnul khatimah, Insya Alloh jadi ahli surga karena beliau pejuangnya Rasulullah dan berkhidmah untuk tholabul ilmi,” ujar Windi Wahyu Pangestu, Koordinator Santri Pejuang Putri kepada Al-Bahjah News, di lokasi usai pelaksanaan salat jenazah. (Unnie)
Tidak ada komentar: