Al-Bahjah News, Cirebon - Ada suasana yang sangat berbeda pagi itu. Ribuan jemaah memadati lokasi pondok pesantren. Suasana akrab terlihat saat mereka menyambangi Ponpes Al Bahjah Pusat di Jalan Cakrabuana Sendang Cirebon Jawa Barat, Minggu (26/11/2017) pagi.
Mulai pukul 6.00 WIB jemaah telah datang berbondong-bondong ke pondok. Untuk menghadiri Maulid Akbar dan Silaturahmi Nasional 2017 beberapa waktu lalu. Area pondok yang biasanya tidak begitu ramai, saat itu langsung dipenuhi ratusan jemaah yang datang dari berbagai tempat di Indonesia.
Termasuk jemaah dari Malaysia dan Singapura juga tidak melewatkan agenda Maulid Akbar. Panitia Maulid Akbar di lokasi bergegas dan menyambut kehadiran mereka. Lalu lintas di sekitar LPD Al Bahjah tersendat akibat kendaraan yang di parkir di bahu jalan. Area parkir pondok digunakan untuk tempat jemaah.
Lalu lintas macet mulai lampu merah simpang tiga Jalan Cakrabuana Sampai rumah makan Sendang Sari. Membludaknya jemaah yang menyebrang jalan untuk memasuki area LPD Al Bahjah menambah arus lalu lintas menjadi sangat padat. Terlihat panitia dan beberapa polisi mengamankan lalu lintas di lokasi.
Hampir seluruh area pondok ditutupi terpal untuk tempat jemaah. Area duduk jemaah memanjang dari depan AB Mart hingga ke perumahan sebelah Ponpes Al Bahjah. Pantauan Al Bahjah News, walaupun berdesak-desakan, jemaah tampak tertib menunggu giliran masuk ke area pondok yang dijaga anggota keamanan.
Terdengar suara peringatan melalui pengeras suara agar para jemaah bersabar, membaca shalawat, dan menjaga barang bawaannya masing-masing. Tepat pukul 07.00 WIB acara dibuka dengan hadroh selama 15 menit. Abi Azka dan Almansyahwi selalu pembawa acara (MC) membuka acara.
“Mempersiapkan hati dan pikiran untuk mengikuti acara tersebut,” ujar pembawa acara saat itu. Setelah itu, MC melanjutkan sambutan untuk mengenalkan program-program yang ada di Ponpes Al Bahjah Cirebon.
Setelah acara sambutan dari berbagai divisi, acara terus berlanjut dengan pembacaan maulid Addiba'i para habaib dan group hadroh. Pembacaan maulid berselang-seling dengan tausiyah dari para syeikh yang hadir. Tausiyah pertama oleh Syeikh Mar’i Hasan Ar-Rasyid (Syriah).
Dilanjutkan tausiyah kedua Buya Yahya dan ketiga Syeikh As-Syaikh Sa'di (Syriah). Puncak acara maulid kali ini adalah tausiyah keagamaan dari Allamah Prof. Alhabib Abdullah bin Muhammad Baharun, rektor universitas Al Aghaf Yaman.
Pada kesempatan itu, Habib Baharun menyampaikan ceramahnya dalam bahasa Arab yang diterjemahkan langsung oleh Buya Yahya. Pada kesempatan itu Habib Abdullah memberi pesannya tentang amal baik dan dosa. Seperti yang telah diterjemahkan oleh Buya Yahya.
“Jangan sampai kita meremehkan amal sekecil apapun bisa jadi itu sebab kita masuk surga begitu juga jangan sampai kita meremehkan dosa kecil bisa jadi karenanya kita akan terpuruk di neraka 70 tingkatan, 70 tahun perjalanan jeburnya, karena begitu dalamnya neraka itu,” ujar Buya Yahya menerjemahkan.
Rangkaian acara yang telah disusun berjalan dengan lancar. Pada awal-awal acara cuaca sangat cerah namun tidak lama berubah mendung dan membuat para jemaah yang mulai kepanasan merasa nyaman.
Masiyah, salah seorang jemaah asal Tegal Mulya Indramayu Jawa Barat mengatakan kegembiraannya bisa hadir di Maulid Akbar kali ini. “Ya. Seneng aja, biar penuh banget juga. Kan tadi Buya pesen harus bergembira kalau maulidan. Sekalian nengokin anak yang mondok di sini juga,” ujarnya.
Di tempat lainnya, Neni, anggota kepanitian Maulid Akbar menyatakan kepuasannya akan acara tersebut. “Cape juga, tapi semoga berkah, yang penting mah acaranya lancer,” tuturnya.
Yang terasa unik dalam Maulid Akbar kali ini adalah adanya prosesi akad nikah di area pondok Al Bahjah. Kedua mempelai adalah murid Buya Yahya. Mempelai laki-laki, Medi merupakan anggota Tim Dokumentasi dan Publikasi pondok.
Sementara mempelai wanita adalah, Hanna, murokibah (penjaga santri) tahfidz. Buya Yahya sempat meninggalkan panggung sejenak untuk menikahkan kedua mempelai yang berbahagia di hari yang mulia itu.
Acara ditutup dengan doa. Nampak beberapa jemaah menitikkan air mata saat mendengar doa yang dibacakan Buya Yahya. Sebelum jemaah meninggalkan tempat, panitia telah menghidangkan ‘nasi barokah’ dalam nampan yang dimakan bersama-sama jemaah yang hadir. (Iim Fuji)
Mulai pukul 6.00 WIB jemaah telah datang berbondong-bondong ke pondok. Untuk menghadiri Maulid Akbar dan Silaturahmi Nasional 2017 beberapa waktu lalu. Area pondok yang biasanya tidak begitu ramai, saat itu langsung dipenuhi ratusan jemaah yang datang dari berbagai tempat di Indonesia.
Termasuk jemaah dari Malaysia dan Singapura juga tidak melewatkan agenda Maulid Akbar. Panitia Maulid Akbar di lokasi bergegas dan menyambut kehadiran mereka. Lalu lintas di sekitar LPD Al Bahjah tersendat akibat kendaraan yang di parkir di bahu jalan. Area parkir pondok digunakan untuk tempat jemaah.
Lalu lintas macet mulai lampu merah simpang tiga Jalan Cakrabuana Sampai rumah makan Sendang Sari. Membludaknya jemaah yang menyebrang jalan untuk memasuki area LPD Al Bahjah menambah arus lalu lintas menjadi sangat padat. Terlihat panitia dan beberapa polisi mengamankan lalu lintas di lokasi.
Hampir seluruh area pondok ditutupi terpal untuk tempat jemaah. Area duduk jemaah memanjang dari depan AB Mart hingga ke perumahan sebelah Ponpes Al Bahjah. Pantauan Al Bahjah News, walaupun berdesak-desakan, jemaah tampak tertib menunggu giliran masuk ke area pondok yang dijaga anggota keamanan.
Terdengar suara peringatan melalui pengeras suara agar para jemaah bersabar, membaca shalawat, dan menjaga barang bawaannya masing-masing. Tepat pukul 07.00 WIB acara dibuka dengan hadroh selama 15 menit. Abi Azka dan Almansyahwi selalu pembawa acara (MC) membuka acara.
“Mempersiapkan hati dan pikiran untuk mengikuti acara tersebut,” ujar pembawa acara saat itu. Setelah itu, MC melanjutkan sambutan untuk mengenalkan program-program yang ada di Ponpes Al Bahjah Cirebon.
Setelah acara sambutan dari berbagai divisi, acara terus berlanjut dengan pembacaan maulid Addiba'i para habaib dan group hadroh. Pembacaan maulid berselang-seling dengan tausiyah dari para syeikh yang hadir. Tausiyah pertama oleh Syeikh Mar’i Hasan Ar-Rasyid (Syriah).
Dilanjutkan tausiyah kedua Buya Yahya dan ketiga Syeikh As-Syaikh Sa'di (Syriah). Puncak acara maulid kali ini adalah tausiyah keagamaan dari Allamah Prof. Alhabib Abdullah bin Muhammad Baharun, rektor universitas Al Aghaf Yaman.
Pada kesempatan itu, Habib Baharun menyampaikan ceramahnya dalam bahasa Arab yang diterjemahkan langsung oleh Buya Yahya. Pada kesempatan itu Habib Abdullah memberi pesannya tentang amal baik dan dosa. Seperti yang telah diterjemahkan oleh Buya Yahya.
“Jangan sampai kita meremehkan amal sekecil apapun bisa jadi itu sebab kita masuk surga begitu juga jangan sampai kita meremehkan dosa kecil bisa jadi karenanya kita akan terpuruk di neraka 70 tingkatan, 70 tahun perjalanan jeburnya, karena begitu dalamnya neraka itu,” ujar Buya Yahya menerjemahkan.
Rangkaian acara yang telah disusun berjalan dengan lancar. Pada awal-awal acara cuaca sangat cerah namun tidak lama berubah mendung dan membuat para jemaah yang mulai kepanasan merasa nyaman.
Masiyah, salah seorang jemaah asal Tegal Mulya Indramayu Jawa Barat mengatakan kegembiraannya bisa hadir di Maulid Akbar kali ini. “Ya. Seneng aja, biar penuh banget juga. Kan tadi Buya pesen harus bergembira kalau maulidan. Sekalian nengokin anak yang mondok di sini juga,” ujarnya.
Di tempat lainnya, Neni, anggota kepanitian Maulid Akbar menyatakan kepuasannya akan acara tersebut. “Cape juga, tapi semoga berkah, yang penting mah acaranya lancer,” tuturnya.
Yang terasa unik dalam Maulid Akbar kali ini adalah adanya prosesi akad nikah di area pondok Al Bahjah. Kedua mempelai adalah murid Buya Yahya. Mempelai laki-laki, Medi merupakan anggota Tim Dokumentasi dan Publikasi pondok.
Sementara mempelai wanita adalah, Hanna, murokibah (penjaga santri) tahfidz. Buya Yahya sempat meninggalkan panggung sejenak untuk menikahkan kedua mempelai yang berbahagia di hari yang mulia itu.
Acara ditutup dengan doa. Nampak beberapa jemaah menitikkan air mata saat mendengar doa yang dibacakan Buya Yahya. Sebelum jemaah meninggalkan tempat, panitia telah menghidangkan ‘nasi barokah’ dalam nampan yang dimakan bersama-sama jemaah yang hadir. (Iim Fuji)